salam

selamat datang di u-din byl blogspot

Jumat, 19 Agustus 2011

```SITI AISYAH, KEKASIH DARI SURGA BUAT RASULULLAH``'

Bismillahirr-Rahmanir-Rahim



SUATU saat Rasulullah shollaalahu` alaihi wassallam di datangi oleh malaikat Jibril. Sang penyampai wahyu itu kini tak mengantarkan firman ALLAH Subhanahu` Wa Ta Ala, seperti biasanya saat menjumpai Sang Nabi. Ia datang membawa selembar daun surga.

Istimewanya daun surga tak hanya bergurat seperti daun-daun yang ada di bumi. Daun itu berwarna keemasan, tapi guratnya membentuk seraut waja seorang gadis cantik dengan nur air wudhu. “Wahai Jibril, siapakah gerangan dia pemilik wajah di daun ini” tanya Rasulullah dalam hati.

Kendati Rasulullah bertanya dalam hati, tapi Jibril berkata sebagai jawaban, “Hai Muhammad, Allah Subhanahu` Wa Ta Ala, menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Aku nikahkan engkau di langit dengan seorang gadis suci yang wajahnya mirip dengan lukisan ini, maka nikahilah dia di dunia.”

Dalam kebingungannya, Rasulullah sepeninggal Jibril memanggil seorang sahabat dan memperlihatkan selembar daun berwarna emas itu kepadanya. “Wahai sahabatku terkasih, tahukah kamu siapakah gadis yang wajahnya mirip dengan lukisan ini?” tanya Rasulullah.

Setelah mengamati beberapa saat, sahabat itu lalu menjawab, “Ya Rasul, klaulah pandanganku tidak salah.Lukisan ini mirip sekali dengan wajah Aisiyah putri sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq.”

Rasulullah pun memanggil Abu Bakar dan bersabda, “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Allah telah menikahkan putrimu Aisyah denganku di langit, dan Dia memerintahkan kepadamu supaya menikahkannya denganku di bumi.”

Mendengar penjelasan itu, Abu Bakar segera menyahut, “Ya Rasulullah, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadamu. Sebenarnya Aisyah masih kanak-kanak, apakah dia sudah mampu mengabdi kepadamu?”

“Seandainya dia tidak bisa berkhidmat kepadaku, tidak mungkin Allah menikahkan dia denganku,” jawab Rasulullah.

Akhirnya Abu Bakar pun setuju. Tidak lama kemudian dilakukan akad nikah antara Rasulullah dengan Aisyah. Setelah itu Abu Bakar pulang, sesampai di rumah dia segera menata beberapa tandan kurma dan ditaruhnya di atas sebuah baki.

“Pergilah dan bawa kurma ini kerumah Rasulullah. Sampaikan kepada beliau, bahwa yang diminta oleh Rasulullah adalah ini, entah sesuai atau tidak,” pinta Abu Bakar kepada putrinya.

Bergegaslah Aisyah membawa sebaki kurma itu menuju kediaman Rasulullah. Saat itu, kebetulan beliau sedang sendirian. Aisyah lalu meletakkan baki itu di hadapan Rasulullah seraya menyampaikan pesan dari ayahnya.

“Wahai Aisyah, aku terima. Ya, aku terima,” sahut Rasulullah. Kemudian beliau mengambil ujung selendang yang dikenakan Aisyah dan menarik kearahnya. Aisyah terkejut dan menatap Rasulullah dengan marah.

“Orang-orang akan mengatakan Tuan sebagai pengkhianat!” kata Aisyah sembari menarik kembali selendangnya dari pegangan Rasulullah. Dia lantas bergegas pulang.

Melihat Aisyah pulang, Abu Bakar lantas bertanya, “wahai Aisyah, bagaimana engkau melihat Rasulullah?”

“Wahai ayah, janganlah bertanya tentang hal itu kepadaku. Sebab, beliau telah memegang selendangku dan menarik kearahnya,“ jawab Aisyah.

“Wahai putriku, janganlah engkau berprasangka jahat kepada beliau. Sebab, aku telah menikahkan engkau dengannya,” sahut Abu Bakar berusaha menenangkan hati putrinya.

Mendengar itu, Aisyah menundukkan kepala tersipu malu. Hatinya sangat bahagia. Dia sama sekali tidak menduga bakal dipertemukan dengan Rasulullah, dengan cara yang unik dan penuh rahasia.

Aisyah merupakan istri pilihan Allah Subhanahu` Wa Ta Ala yang memiliki banyak kelebihan. Selain muda dan cantik, dia juga cerdas dan sayang kepada Rasulullah. Sebaliknya, Rasulullah pun sangat menyayanginya. Karena wajah Aisyah selalu bercahaya, Rasulullah memanggilnya dengan amat mesra, “Ya Khumaira…” (Wahai wanita yang pipinya kemerahan…)


Wa min Allah at Tawfiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar